STRATEGI PEMBANGUNAN
I. Strategi
Pembangunan
Di dalam Garis Besar Haluan Negara
(GBHN), dinyatakan secara eksplisit bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah
satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pembangunan
ekonomi yang lebih serius dan terencana baik di Indonesia baru dimulai sejak
pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama (Repelita I) tahun 1969.
Macam-macam
Strategi Pembangunan Ekonomi :
Salah satu konsep penting yang perlu
diperhatikan dalam memplajari perekonomian suatu negara adalah mengetahui
tentang strategi pembangunan ekonomi. Strategi pembangunan ekonomi diberi
batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor (variabel) yang
akan dijadikan faktor/variabel utama yang menjadi penentu jalannya proses
pertumbuhan (Suroso,1993). Beberapa strategi pembangunan ekonomi yang dapat di
sampaikan;
A. Strategi Pertumbuhan
Adapun inti dari konsep strtegi yang pertama ini adalah:
Ø Strategi
pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal,
serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat,
sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
Ø Selanjutnya
bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses
merambat kebawah (trickle-dowm-effect)- pendistribusian kembali.
Ø Jika terjadi
ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan
terciptanya pertumbuhan ekonomi.
Ø Kritik
paling keras dari strategi pertama ini adalah, bahwa pada kenyataan yang
terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
B. Strategi pembangunan Dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah, dengan ditekannya peningkatan
pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui
penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
C. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan strategi kedua mendorong para
ahli ekonomi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul strategi
pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep
ketergantungan adalah:
Ø Kemiskinan
di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan
negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara
ingin bebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus
mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari
ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranyanadalah;
meningkatnya produksi nasional, yang disertai dengan peningkatan kemampuan
dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional, dan sejenisnya.
Ø Teori
ketergantungan ini kemudian dkritik oleh Kothari dengan mengatakan “… teori
ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi
semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun
masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gempang sekali bagi
kita untuk menumpahkan semua kesalahan pihak luar yang memeras, sementara
pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan
saja…” (Kothari dalam Ismid Hadad, 1980)
D. Strategi Yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirrschman, yang mengemukakan
sebab-sebab kurangn mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih
maju/kaya. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat
daerah kaya atau maju dikarenakan kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke
miskin (spread effects) lebih kecil daripada terjadinya aliran sumber daya dari
daerah miskin ke daerah kaya (back-wash effect). Perbedaan pandangan kedua tokoh
tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan
miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai
dalam jangka panjang.
E. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara massal.
Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Indonesia
Sedunia (ILO) pada tahun 1975), dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia
idak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang
bersumber pada pengganguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan
pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan
sejenisnya.
II. FAKTOR –
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi
pembangunan ekonomi adalah tujuan yang khendak dicapai. Apabila yang ingin
dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi
digunakannya strategi tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah,
akumilasi kapital rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, struktur
ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang juga kurang berkembang.
Melalui peningkatan laju pertumbuhan itu orang percaya bahwa prinsip
trickle down effect akan bekerja dengan baik sehingga tujuan pembangunan secara
keseluruhan dapat dicapai. Namun seperti yang telah diuraikan ternyata strategi
pembangunan itu tidak dapat berperan baik, khususnya dalam mencapai tingkat pemerataan
pembangunan, mengatasi pengganguran dan kemiskinan. Sehingga faktor yang
mempengaruhi dipilihnya strategi penciptaan lapangan pekerjaan adalah tidak
bekerjanya trickle down effect, pemerataan pembangunan yang pincang,
pengganguran yang cukup besar khususnya di sektoe tradisional yang dipihak lain
masih didukung laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.
III. STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
1.
Strategi Pembangunan
Sejarah perencanaan pembangunan di Indonesia sejak
tahun 1945 hingga kinimengalami berbagai perkembangan sejalan dengan tingkat
stabilitas politik dankeamanan. Artinya faktor-faktor sosial politik ekonomi,
perhitungan akurat yangtidak ambisius, pengawasan yang kontinyu, pelaksanaan
koordinasi dan singkronisasiyang baik, serta pembiayaan yang memada, merupakan
hal yang sangatmempengaruhi keberhasilan pembangunan suatu negara.
Salah satu kendala pada awal kemerdekaan adalah keterbatasan
datal,sehingga pemerintah belum menyusun perencanaan yang baik. Namun
pemerntahIndonesia terus berupaya memperbaiki perekonomian yang berantakan
akibatpeperangan, pemberontakan dan reformasi perpolitikan di Indonesia.
Usaha-usahatersebut mulai tercermin mulai dari pembentukan Panitia Pemikiran
Siasat Ekonomisampai disusunnya Program Pembangunan Nasional (Propenas).
2.
Faktor-faktor yang Memperngaruhi
Strategi Pembangunan
Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa yang akan
digunakan dalam proses pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan “Apa
tujuan yang hendak dicapai?”
Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan
masyarakat yang mandiri, maka strategi ketergantungan-lah yang mungkin akan
dicapai. Jika tujuan yang ingin dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka
strategi yang berwawasan ruang-lah yang akan dipergunakan.
Perkembangan Ekonomi suatu negara dapat dilihat dari
perubahan-perubahan di dalam stabilitas atau keseimbangannyan kapasitas
perekonomian dalam jangka waktu yang lama. Ada beberapa karakteristik
perkembangan ekonomi modern yang ditinjau dari interrelasi, yaitu:
Ø Tingginya
tingkat pengeluaran perkapita dengan meningkatnya produktifitas tenaga kerja
yang cepat
Ø Tingginya
tingkat penghasilan perkapita yang dapat mengubah tingginya tingkat konsumsi
perkapita
Ø Teknologi
yang maju guna merubah structural skala produk dan karakteristik unit usaha
ekonomi yang dicapai.
3.
Strategi Pembangunan Ekonomi
Indonesia
Sebelum orde baru strategi pembangunan di Indonesia
secara teori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi
yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanya kecendrungan lebih menitik
beratkan pada tujuan-tujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan
ekonomi.
Sedangkan pada awal orde baru, strategi pembangunan di
Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi
ekonomi yang mendasar, terutama usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat
tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan pemerintah yang ada, dapat sedikit
disimpulkan bahwa strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan
strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain strategi pemerataan pembangunan,
Indonesia tidak mengesampingkan strategi pertumbuhan dan strategi yang
berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah
pembangunan I, II, III dan seterusnya).
Strategi-strategi tersebut kemudian dipertegas dengan
ditetapkannya sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita, yakni :
REPELITA I
|
Meletakkan titik berat pada sektor
pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan
yang kuat bagi tahap selanjutnya.
|
REPELITA
II
|
Meletakkan titik berat pada sektor
pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi
bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
|
REPELITA
III
|
Meletakkan titik berat pada sektor
pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah
bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap
selanjutnya.
|
REPELITA
IV
|
Meletakkan titik berat pada sektor
pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri,
baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita
selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
|
4.
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan sendiri
adalah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat
akumulatif, atau sebagai peran arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan
menuju tujuan yang ingin dicapai sebagai tolak ukur keberhasilan proses
pembangunan.
Ciri perencanaan pembangunan :
Berisi upaya
untuk mencapai perkembangan ekonomi :
Ø Meningkatnya
pendapatan perkapita
Ø Merubah
struktur ekonomi
Ø Meningkatnya
kesempatan kerja bagi masyarakat
Ø Pemerataan
pembangunan
Ø Apapun
definisi perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjikroamijojo.
Manfaat Perencanaan Pembangunan
Ø Dengan
adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian
tujuan pembangunan.
Ø Perencanaan
memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang
terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
Ø Dengan
perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan
dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
Ø Dengan
adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu
pengawasan dan evaluasi.
IV.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Manfaat Perencanaan adalah :
Ø Dengan
adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian
tujuan pembangunan.
Ø Dengan
perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa
pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan
prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan
risiko-risiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidak
pastian dapat dibatasi seminim mungkin.
Ø Perencanaan
memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang
terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
Ø Dengan
perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan
dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
Ø Dengan
adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu
pengawasan dan evaluasi.
Ø Penggunaan
dan aloksi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efisien
dan efektif. Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu usaha untuk
mencapai output/hasil secara maksimal daripada sumber-sumber yang tersedia.
Ø Dengan
perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang
terus-menerus dapat ditingkatkan.
Ø Dengan
perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan
ekonomi di Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
Periode sebelum Orde baru, dibagi dalam :
Ø Periode 1945
– 1950
Ø Periode 1951
– 1955
Ø Periode 1956
– 1960
Ø Periode 1961
– 1965
Sebelum Perang Dunia II para ilmuwan kurang memperhatikan pembangunan
ekonomi, karena faktor-faktor sebagai berikut :
Ø Masih banyak
negara sebagai negara jajahanKurang adanya usaha dari tokoh masyarakat
untuk membahas pembangunan ekonomi. Lebih mementingkan usaha untuk
meraih kemerdekaan dari penjajah.
Ø Para pakar
ekonomi lebih banyak menganalisis kegagalan ekonomi dan tingginya
tingkat pengangguran (depresi berat).
Pasca Perang Dunia II (Th. 1942), banyak negara memperoleh kemerdekaan
(India, Pakistan, Phillipina, Korea & Indonesia), perhatian terhadap
pembangunan ekonomi mulai berkembang disebabkan oleh :
Ø Negara
jajahan yang memperoleh kemerdekaan
Berkembangnya cita-cita negara yang baru merdeka untuk mengejar
ketertinggalannya di bidang ekonomi. Adanya keinginan dari negara maju
untuk membantu negara berkembang dalam mempercepat
3. Pembangunan ekonomi.
Periode setelah Orde baru, dibagi dalam :
Ø Periode 1966
s/d 1958, Periode Stabilisasi dan Rehabilitas.
Ø Periode
Repelita I : 1969/70 – 1973/74
Ø Periode
Repelita II : 1974/75 – 1978/79
Ø Periode
Repelita III : 1979/80 – 1983/84
Ø Periode
Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
Ø Periode
Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Tidak ada komentar:
Posting Komentar